Sebagai orang yang terlahir berdarah Jawa tulen (Ayah dan Ibu berasal dari Jawa Tengah) saya tak asing lagi dengan Jamu, rasa jamu yang kata orang pahit dan ‘langgu’ tidak pernah membuat saya berhenti untuk mengkonsumsinya. Dulu semasa kanak-kanak, pagi sebelum berangkat sekolah saya selalu minum jamu gendong langganan ibu, nama penjual jamu gendong itu Mbah Paikah. Biasanya Mbah Paikah menyajikan jamu buatannya dalam batok kelapa, sangat tradisional.
Karena pengalaman minum jamu dari kecil itu membuat saya mencandu dengan sesuatu yang bernama jamu. sampai sekarang saya lebih memilih jamu ketika badan terasa ‘ngreges’ dibandingkan harus minum obat atau suplemen lain. meskipun saat ini bentuk jamu tak hanya seperti jamu gendong yang cair dan diletakkan dalam botol beling. saat ini jamu sudah dikemas dalam bentuk kapsul atau kaplet, tapi komposisinya yang berasal dari bahan-bahan alam membuat saya lebih menyukai jamu dibandingkan obat 🙂
Tanggal 2 Februari 2013 lalu saya dan teman-teman komunitas Depok Blogger diundang oleh Ibu Martha Tilaar untuk mengunjungi Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar yang berada di Cikarang. Kebetulan acara kunjungan ke Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar itu bersamaan dengan Gathering YCPA – Young Caring Professional Award. Pukul 7.30 pagi kami berkumpul di Plaza Semanggi, memasuki bis yang akan menngantar kami ke Cikarang kami disambut oleh Staff dari PT Martina Berto yang sangat ramah dan berusaha menjelaskan detail perjalanan dan kegiatan kami di Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar tersebut. Sambil menunggu para peserta Gathering datang kami sarapan kue-kue yang dikemas dalam wadah yang sangat cantik 🙂 Pukul 8.00 kami mulai menuju Cikarang, dan sampai tujuan sekitar satu jam kemudian. Tak pernah terbayangkan sebelumnya di daerah bernama Desa Sukaresmi, Kecamatan Cibarusah, Cikarang yang terkenal cukup gersang ada Lahan hijau yang luasnya sekitar kurang lebih 9,5 hektar dan disana tumbuh ragam tanaman yang berfungsi sebagai obat.
Memasuki Area Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar kami disambut dengan stand Dedaunan dan Biji-bijian yang dikeringkan, lalu kami menuju rumah manado, didalamnya kami disambut dengan Welcome drink berupa jamu, setelah minum welcome drink yang menyegarkan itu (ssstt saya minum dua gelas lhoo) kami mengisi daftar hadir dan kemudian kami dibagi dalam tiga kelompok yang akan mengelilingi Area Kampoeng Djamoe Organik.
Dedaunan dan Biji-bijian kering yang siap diramu menjadi jamu
Rumah Manado dan Welcome drink
Perjalanan menuju area kebun sangat asri, tak hanya ada tumbuh-tumbuhan yang berfungsi sebagai obat, di Kampoeng Djamoe Organik dibangun Sawung yang difungsikan sebagai restaurant. dibawah ini adalah suasana disana 🙂
Pemandangan dan Saung yang berfungsi sebagai tempat makan
Setelah kami berkeliling mengenal tanaman dan fungsinya, kami juga belajar bagaimana proses mereka menjadi jamu seperti yang selama ini kita konsumsi.
Proses pemilihan dan pencucian
Proses Pengeringan
Daun dan Biji-bijian setelah dikeringkan
Kunjungan ke Kampoeng Djamoe Organik Tak hanya sekedar mengenal jamu, disini kami juga belajar cara berdandan dengan caring, sharing dengan para pemenang YCPA – Young Caring Professional Award dan yang pasti takkan terlupakan adalah mendengarkan ibu Martha Tilaar yang bercerita bagaimana beliau memulai jatuh cinta dengan jamu dan bagaimana kiprah beliau di mata dunia, sangat mencerahkan 🙂
Demikian sedikit cerita tentang kunjunga ke KaDO – Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar di Cikarang, dibawah ini adalah alamat dan kontak personnya :
Kampoeng Djamoe Organik
Jl.Raya Cibarusah
Kawasan EJIP Pintu II,
Cikarang
Telp: 021-70110076 (Iqbal/Dedy)
Heru D. Wardana 021-91828384
Kunjungan singkat yang sarat ilmu, ingin rasanya kelak bisa kembali kesana untuk belajar lebih banyak lagi kekayaan alam Indonesia, bagaimana dengan anda?
Salam,
-N-
I think the admin of this web site is actually working hard in favor of his website, for the reason that here every data is quality based material.
LikeLike