“Aduh… nyak (=ibu) gue aneh-aneh aja dech, gue ke Banten aja ditanyain ada oleh-oleh apa yang khas disini. Padahal Banten sama Bintaro khan sama-sama satu provinsi, harus ya beli oleh-oleh?”
Saya yang saat itu diajak bicara hanya cengar-cengir sambil sibuk menyedot air kelapa ketika @julia_rossi teman perjalanan saya ke Desa Sawarna Banten nyerocos panjang lebar sehabis menerima telpon ibunya.
Oleh-Oleh atau Buah Tangan, siapa yang tak akrab dengan kata-kata itu? Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Oleh-oleh [n] sesuatu yg dibawa dr bepergian; buah tangan. Artinya Oleh-oleh itu tak hanya identik dengan sesuatu yang kita bawa sehabis pulang berlibur, Dahulu ketika kita pergi keluar rumah untuk menyelesaikan keperluan yang jangka waktunya tak lama, lalu ada salah seorang anggota bilang “kalau pulang jangan lupa bawa oleh-oleh ya” kita masih menganggap itu adalah sesuatu yang wajar.
Seiring perkembangan jaman, perubahan perilaku dan gaya hidup, bagi beberapa orang tradisi keharusan membawa oleh-oleh sepulang dari berpergian dirasa memberatkan dan merepotkan. Saya sendiri merasa berada ditengah garis antara orang yang senang membawa oleh-oleh ketika berpergian dan orang yang tak mau repot memenuhi permintaan oleh-oleh atau titipan ketika berpergian.
Perinsip membawa oleh-oleh atau buah tangan itu bukan suatu keharusan itu saya junjung tinggi *halaah* artinya saya akan membeli oleh-oleh sesuai kemampuan finansial, memberikan oleh-oleh kepada “orang-orang” yang saya anggap pantas diberi dan saya paling anti dimintai oleh-oleh atau dititipin berbagai macam barang yang memerlukan waktu ekstra untuk mencarinya, Jangan sampai niat berlibur untuk menyegarkan pikiran menjadi aktivitas yang membosankan karena terus memikirkan belum beli ini untuk si itu atau belum mencari titipan si anu 😀
Beberapa orang teman dan blogger yang mempunyai hobi traveling mempunyai cara yang unik untuk memberikan oleh-oleh, berupa mengirimkan Kartu pos atau Postcard dari tempat mereka singgah. Biasanya sebelum pergi mereka membuat daftar teman beserta alamat siapa saja yang akan mereka kirimkan kartu pos, Unik dan kebiasaan mengirimkan kartu pos terasa menjadi semakin personal. Lain orang lain pula kebiasaanya, karena saya mengkoleksi magnet kulkas dan pembatas buku dari berbagai daerah dan negara, saya lebih suka membeli kedua benda tersebut untuk dijadikan oleh-oleh. Alasannya karena harganya relatif terjangkau dan tidak memenuhi tas atau koper kita. Oiya satu lagi saya juga senang mengumpulkan miniatur landmark dari berbagai daerah atau negara, jadi kalau ada rencana untuk traveling dan berniat untuk membawakan saya oleh-oleh, saya menerima oleh-oleh berupa magnet kulkas, pembatas buku dan miniatur landmark suatu daerah atau negara *lhoo kok nodong* 😀
Lupakan tentang oleh-oleh buat saya, saya lebih senang dapat oleh-oleh berupa postingan dan foto-foto di blog kok 😉 setidaknya itu menambah ilmu saya tentang budaya, kondisi alam dan keadaan penduduk disuatu daerah, dan yang paling penting sebuah postingan berubah tulisan atau foto di blog dapat menginspirasi saya untuk mengunjungi daerah atau negara tersebut *yeayyy* 🙂
Jadi oleh-oleh apa yang biasanya kamu bawa sepulang berpergian? share disini yukk 😉